Sabtu, 18 Maret 2017

Seleksi Tahap Final UWC

Image result for uwc
Kisah ini dimulai dari tercengangnya saya saat mendapatkan email dari NC (National Committee) UWC yang menyatakan bahwa saya telah lolos tahapan seleksi awal dan berhak mengikuti seleksi tahap final di Hotel Oria, Jakarta, 4-5 Maret 2017. Serangkaian hari yang sibuk dimulai sejak akhir Februari, sayangnya malah saya pergunakan untuk lomba debat dan bukannya memfokuskan diri pada tahapan seleksi ini.

Oiya, sudah sampai sini, kalian tau engga sih UWC itu apaan? Pasti tahu kan? Kalau belum tahu jadi aku jelasin, UWC itu BUKAN PROGRAM PERTUKARAN PELAJAR *santai aja mas hehe... Jadi UWC itu seperti sejenis sekolah di luar negeri di mana kita dari berbagai belahan dunia dikumpulkan untuk belajar bersama membangun masa depan yang berkelanjutan. Yang membuat UWC berbeda adalah program sosial, personal challenge, dan aktivitas akademik lainnya. Kalau masih kepo tentang UWC, bisa mampir ke Wikipedia ya hehe... atau ke sini juga boleh https://www.uwcindonesia.org/

Back to the topic, tentang seleksi tahap final UWC. Maaf banget kalau tidak ada foto/video berkaitan proses seleksi, karena saya takut akan menyalahi aturan yang sudah diberikan kakak-kakak National Committee.




3 MARET 2017

Saya sampai di Oria Hotel! Setelah berkutat dengan macetnya Kota Jakarta. Harus naik damrilah, itulah, inilah. Tiga jam tidak terasa, sekitar pukul empat sore saya tiba. Di kamar saya sudah ada Defrialdy (dipanggilnya Def) dari Manado. Kayaknya nama aslinya Aldy sih bukan Def, tapi sudah jadi kebiasaan panggil Def. Dia cerita banyak, banyak banget. Tentang sesuatu yang membuka pikiran saya tentang banyak hal. Banyak banget! Dan Bahasa Inggrisnya, Sumpah! Perfect. Nih anak saya kira orang keturunan. Alhasil, saya memaksakan diri menggunakan Bahasa Inggris saya yang serba pas-pasan untuk mengimbangi dia hahaha. Padahal kalau di daerah saya, Bahasa Inggris saya cukup bagus. Di atas langit memang ada langit.

Singkatnya, Def cerita kebanyakan tentang sekolah dia di sekolah internasional, di mana dia enggak belajar sejarah Indonesia sebagaimana sekolah negeri pada umumnya. Di sekolahnya, banyak orang-orang dari Amerika Serikat, Filipina, dan India yang kuanggap keren banget! Hanya saja, kurangnya adalah pada lunturnya budaya-budaya ketimuran Indonesia. Banyak hal yang tidak biasa dianggap lumrah, persis seperti di film Mean Girls (2004) persis. Kalian harus tonton. Tapi wajar saja, budayanya sudah beda.

Roommate keduaku yang tiba adalah Another Aldi! Hahaha... Tapi beda daerah asal. Dia dari Yogyakarta. Awal datang pendiam banget. Saya tidak menyangka kalau dia orang yang gokil dan asik.

Singkat cerita, setelah Aldi tiba kami semua langsung turun ke bawah untuk melakukan Psychological Assesment> Kuncinya adalah : jujur dan jawab sesuai dirimu (bukan jawaban ideal)! Pertanyaannya beratus-ratus dan berlembar-lembar yang melelahkan dan menguras tenaga untuk berpikir (lebih kepada menginterogasi diri). Selebay itukah? Ya enggak juga kalau dijalani dengan hati yang ikhlas *ceilah

Lalu kami mengakhiri hari dengan diskusi kelompok. Sebelumnya kami (Total 29 Peserta) sudah dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok A dan B. Saya sendiri tergabung dalam kelompok A bersama duo Aldi (sangat kebetulan), Annfir, Cesa, Laras, Billa, Teddy, Goldi, Abigail, Putri, Faridz, Chalista, Malika, dan Fathiyya. Kami mendiskusikan tentang program yang akan kami adakan saat Social Activity pada hari kedua. Diskusi berlangsung selama 1-2 jam, lalu jam tidur pun tiba.


4 MARET 2017

Hari diawali dengan briefing, lalu dimulai dengan 3 sesi wawancara yang memuakkan. Sesi pertama adalah wawancara bersama National Committee yang Alhamdulillah lancar. Dilanjutkan dengan sesi psikologi yang emosional (I cried a lot during this interview), dan sesi yang paling menegangkan! Sesi Interview bersama panel yang terasa lama-lama-lama sekali. Setelah sesi interview bersama panel, kami diberikan waktu untuk berdiskusi kelompok mengenai suatu permasalahan yang telah disiapkan panitia. Tentu saja kami memilih topik yang paling mudah hahaha. Sesi diskusi berlangsung 45 menit.

Guys, sebenernya banyak banget yang mau saya ceritakan tentang pengalaman pribadi di tahapan seleksi di atas. Dari pengalaman menegangkan, menenangkan, mengharukan, dan (lumayan) membanggakan. (Alhamdulillah) Semuanya lancar. Hari kedua berakhir. Tidak sesingkat tulisanku tentunya! Prosesnya panjang tetapi tak banyak yang boleh diceritakan. Setelah itu kami langsung ke Grand Indonesia (nama Mall, tapi nggatau benar atau tidak haha) dengan berjalan kaki beratus-ratus kilometer dari hotel. Yang diwarnai dengan peristiwa nyasar, pance, dan engga tau jalan.

Setelah beratus-ratus kali naik-turun eskalator, akhirnya kita memutuskan untuk makan di Pizza Express. Tempat makan Pizza biasa. Sambil diskusi ala kadarnya (gayanya diskusi, padahal mah cuma ngobrol plus makan). Lucunya, kita terbagi atas dua grup dan saya segrup dengan Mami Nabilla yang akhirnya menalangi pembayaran makanan yang mencapai 800rb (Astaghfirullah). Dan beberapa hari kemudian terkena stress, karena merasa uangnya tidak balik. Kami pun mengakhiri hari kedua dengan membeli beberapa hadiah dan keperluan untuk proyek sosial kami keesokan harinya. Terus? Ya balik ke hotel-lah! Habis itu? Tidur nyenyak. Nyenyak banget-nget.


5 MARET 2017
Seeing happiness on Kasih's face makes me wonder about the real meaning of happines.
And about how simple it is.  For us happiness is to get iPhone 6
But for them, just be able to play and get along with their tiny families
That is the meaning of happiness - Teddy. A. W.

Our tiny and cute walls of hope.

Up (l-r) chalista, cesa, annfir, malika, faridz, laras, teddy, abigail
Down (l-r) aldi, repsol, nabilla, aldy, goldi, tama, pia

Pagi dimulai dengan briefing lagi. Kelompok A dibagi jadi beberapa grup untuk transportasi ke panti asuhan. Pada hari kedua seleksi ini, kami akan pergi ke Panti Asuhan Yayasan Prima Unggul di Kayu Putih, Jakarta Timur. Terlalu banyak hal yang harus diceritakan dalam kata-kata pada saat sesi ini. Jadi saya akan memberikan clue dari kata-kata :

"Inspiratif" (adik-adiknya yang inspiratif, mereka benar-benar anak pejuang)
"Kreatif" (ini juga ke adik-adiknya ya, yang pinter nyanyi dan kreatif berwirausaha)
"Emosional" (ini juga adik-adiknya yang bikin kita emosional ya)

Tunggu dulu, adik-adik? Bukannya mereka seumuran kita ya. Maklumlah, karena Kasih saya kerap menggeneralisasi semua anak yayasan dengan memanggil mereka "Adik".

Terus kita ngapain?
Yang kita lakukan basically hanyalah bersenang-senang, main games, bernyanyi bersama, engga banyak. Kita kira kita akan banyak memberikan motivasi. Nyatanya, kita malah banyak dimotivasi sama mereka. Anak-anak hebat yang jualan kue untuk menghidupi diri, jalan-jalan ke luar negeri, dan tampil di mana-mana untuk mengikuti kegiatan paduan suara. Lalu, kita yang sudah sampai tahap ketiga UWC, apa yang kita lakukan? Baru sedikit.

Saya mengenal Patris, sosok gadis seumuran kami yang harus mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan karena terpisah dari kedua orangtuanya. Patris mengungkapkan kekurangannya bahwa dia adalah sosok yang sombong. Oh, Tidak! Patris sangatlah ramah. Dia selalu menjawab pertanyaanku, apapun itu. Lalu kenapa dia mengatakan bahwa dirinya sombong? Dia bilang bahwa dia tidak mau melakukan kegiatan rendah seperti mencuci mobil atau mengepel lantai. Wajar saja bukan? Lalu bukankah saya sombong juga kalau begitu? Kalau saya melewati lapangan sekolah yang disapu cleaning service lalu saya diam saja karena merasa itu sudah pekerjaan mereka? dan saya lakukan itu setiap hari. Berarti... *yah, silakan artikan sendiri-sendiri

Sampai di hotel, panitia mereview kegiatan kami. Mereka menanyakan "Apa yang kamu dapatkan dari kegiatan hari ini, dan bila diberikan kesempatan di lain waktu untuk melakukannya kembali, apa yang ingin kamu perbaiki?" Banyak jawaban hebat, jawaban memukau, bahkan jawaban yang menyentuh, tapi saya mencoba menjawab sejujurnya (coret, ganti : sebisanya) bahwa yang diinginkan panitia adalah agar kita tahu seperti apa itu hidup di sekolah UWC, kita akan dihadapi dengan orang-orang dengan background yang berbeda yang sama-sama pejuang, berjuang demi pendidikannya. Orang-orang tak kenal lelah yang terus gigih berusaha. Yang tak hanya berhenti sebatas masalah ekonomi semata. Dan di UWC juga kita dituntut untuk melakukan social activity untuk give back to masyarakat. Bila saya diberikan kesempatan (lagi), saya akan memperbanyak sesi motivasi". Kurang lebih begitulah kata-kata saya untuk menutup hari yang indah, begitu indah, hari yang (pasti) akan mengubah hari-hari saya berikutnya.


6 MARET 2017

Tengah malam, menjelang pagi. Kami sudah mengobrol berjam-jam. Saya menyadari betapa beruntungnya saya dapat lolos ke ajang ini, ke tahapan 3 (final) lebih tepatnya. Saya memperbincangkan hal-hal yang tak pernah saya ketahui sebelumnya. Saya merasa bahwa saya adalah sosok yang pandir, belum mengetahui banyak hal. Di Kota saya, saya tergolong anak yang lumayan. Tidak di sini! Kemampuan saya nyaris tidak terlihat, tersilaukan oleh bakat dan talenta anak-anak hebat di sekitar saya.

Saya ingat sekali, Laras yang sangat scientific yang mampu menjelaskan segalamacam hal dikaitkan dengan empiris. Sejak malam itu, saya melihat ke bola matanya. Pandangan mata dalam, banyak akan hal yang ingin ditanyakan. Lalu, Chalista, entrepreneur yang sudah memulai bisnis online yang terlalu lelah untuk melanjutkan perbincangan. Ada Nabilla, calon politikus yang benar-benar sudah mencemplungkan diri ke dalam dunia birokrasi. Dan terakhir, Aldi calon musikus yang terkenal dengan kecerdasan dan kemedokannya. Tidak lupa, Ling-ling dari Aceh yang merupakan calon Miss Indonesia 2020. Lalu saya? Saya akan tetap menjadi diri saya, yang berbenah tentunya. Seseorang motivator, arsitek, ataupun pelukis/penulis novel. Tergantung pada arus takdir kehidupan membawa saya ke mana nanti.


7 MARET 2017

Saya sedih bahwa semua harus berakhir. Waktu belajar saya sangatlah singkat (2 hari). Saya butuh lebih banyak waktu untuk mempelajari apa yang tidak dipelajari di sekolah dan apa yang dipirkan para pembuat kurikulum sekarang tidaklah penting untuk dipelajari.

Karena saya adalah pejuang, saya siap belajar dan saya siap berubah!

09:55. Flight saya dimulai, selamat menempuh hari yang baru dengan ilmu dan semangat baru

2 komentar:

  1. Wow I read some of your posts and amazed at how many nice experiences (like joining ayimun and this) youve got. Bravo! you must be a very hardworking person with a very smart brain lol. Congrats you deserve more of good experiences in your life, pal

    BalasHapus
  2. Luar biasa. Pengalaman yang enggak mudah dilupakan dan enggak semua orang bisa merasakan.

    BalasHapus

Berkomentarlah yang bijak :)