Kamis, 20 November 2014

Curhat Seorang 'Sahabat'


Sedih nggak sih kalau harus kehilangan seorang teman. Teman. Teman yang benar-benar 'teman'. Atau yang harus kukatakan sebagai seorang 'sahabat'. Mungkin, secara emosional dan kebatinan, hati kita akan serasa lebih tentram jika sudah mencurahkan segala isi hati kepadanya.

Terkadang ada saat yang menyedihkan di saat kita hanya bisa terduduk, terdiam, dan tertegun di balik layar komputer memandang hal-hal yang seru dan menakjubkan yang mereka lakukan tanpa kehadiran kita. Kita seperti dipisahkan oleh parit yang sangat dalam yang menjadi jarak antara kita.

Aku memang belum terlalu mengerti definisi 'Sahabat', aku belum pernah benar-benar merasakan apa itu yang mereka sebut 'Sahabat'. Apakah mereka bisa kulihat? Apakah mereka bisa kusentuh? Apakah mereka bisa kurasakan? Mungkin, tetapi bilamana tidak. Mereka hanyalah teman.

Rumus Kematian Jejey


Aku sudah cukup lelah membawa sekitar belasan buku di tanganku. Namun, gadis berambut hitam legam itu samasekali tidak mengalihkan pandangannya dari rak berisi tumpukan buku, memilih-milih yang mana yang akan kami pinjam.

Nama gadis itu Yessicha Tashya Emillie. Jejey adalah panggilan akrabnya. Kami bersahabat sudah sedari sekian lama. Dia sangat pendiam jika bertemu dengan orang yang baru dikenalnya. Dan yang paling kubenci darinya yaitu, rasa ingin tahunya yang sering menjerumuskanku ke berbagai masalah.